Bismillaahirrahmaanirrahiim …
Semata-mata hanya ingin meramaikan, semoga bermanfaat …
Sesungguhnya kebenaran mutlak hanya milik-Nya, dan kesalahan berasal dari makhluk …
Pemuda Dalam Islam
Pemuda adalah individu dengan karakter yang dinamis, penuh vitalitas, bahkan bergejolak dan optimis namun belum memiliki pengendalian emosi yang stabil karena masa transisional psikologisnya (Ubedilah Badrun). Bagaimana Islam memandang Pemuda ? Pemuda memiliki rasa idealisme yang tinggi, berani menanggung resiko untuk keteguhan tujuannya, gesit, kuat, yang terpenting memiliki fitrah yang masih bersih (Q.S.18:13). Sebagai produk generasi yang serba ingin tahu, pemuda selalu menunjukkan kebolehannya dan kemampuannya dalam mencapai cita-cita meraih izzah (kemuliaan ) didunia maupun akhirat. Pemuda juga memiliki semangat tinggi dan kemampuan belajar, mudah menyerap kebaikan bahkan kemungkinan dapat terpengaruh oleh kejahatan. Islam sebagai agama yang tsumul sangat memperhatikan dan memuliakan para pemuda, al-Qur'an menceritakan tentang potret pemuda ashaabul kahfi sebagai kelompok pemuda yang beriman kepada Allah SWT dan meninggalkan mayoritas kaumnya yang menyimpang dari agama Allah SWT, sehingga Allah SWT menyelamatkan para pemuda tersebut dengan menidurkan mereka selama 309 tahun.
Kisah pemuda ashaabul ukhdud dalam Al-Qur'an juga menceritakan tentang pemuda yang tegar dalam keimanannya kepada Allah SWT sehingga menyebabkan banyak masyarakatnya yang beriman dan membuat murka penguasa. Jika kita mencermati usia para Nabi juga berusia masih muda. Ibnu abbas ra, berkata " tidak ada seorang nabi pun yang diutus Allah melainkan ia pilih dari kalangan pemuda saja (sekitar30-40 tahun) begitu juga seorang tidak alim pun yang diberi ilmu melainkan dari pemuda saja." (tafsir ibnu Katsir III/63). Banyak pula yang tercantum dalam Al-Quran, kisah-kisah para pemuda , diantaranya: Nabi yusuf, Musa, Ibrahim, dan lainnya. Dalam surat al-Anbiya 60" mereka berkata: kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini yang bernama ibrahim." Selanjutnya kisah-kisah lainnya dapat kita lihat dan renungkan bagaimana Ibrahim menentang raja nambrud yang sangat kejam, bagaimana Daud mengalahkan Raja Jalut yang bengis dan berpengalaman tempur terhebat kala itu, bagaimana Musa dan Harun melawan Raja Firaun yang dzalim dan sombong, yang tega membunuh semua bayi laki-laki yang lahir tanpa berdosa itu untuk kepentingannya sendiri.
Disadari atau tidak masa muda adalah masa yang paling produktif bagi seorang insan. Maka sangat disayangkan jika kita menyia-nyiakan begitu saja masa muda kita. Masa disaat fisik kita masih sangat kuat, sel-sel otak kita masih cerdas untuk menangkap materi-materi yang kita dapatkan, dan terutama masa yg akan dimintai pertanggungjawabanNya.
Dengan misi yang teramat berat diatas sebagai seorang pemuda muslim kita harus memiliki lima macam kriteria yang harus kita yakini sepenuhnya, yaitu :
1. Iman yang kuat
Jagalah dalam hati kalian agar Iman tidak mudah goyah dan surut. Sesuai firman Allah dalam QS Al-Hujurat : 15. Iman yang kuat, seperti pohon yang akarnya menghujam kedalam tanah, batangnya menjulang kuat, dan diantara daunnya yang rimbun akan dihasilkan buah akhlaq dan amal yang manis rasanya. Maka inilah saatnya memperkokoh iman kita. Mempersiapkan diri menghadapi berbagai tantangan yang akan selalu berputar dalam catatan kehidupan kita.
2. Keikhlasan yang Sungguh-sungguh
" Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agama yang lurus."
(Al Bayinah : 5). Orang mukmin yang lurus adalah jika pendorong agama didalam hatinya bisa mengalahkan pendorong hawa nafsu, porsi akhirat bisa mengalahkan porsi dunia, mementingkan apa yang ada disisi Allah dari pada apa yang ada disisi manusia, menjadikan niat, perkataan dan amalnya bagi Allah, menjadikan shalat, ibadah, hidup dan matinya bagi Allah, Rabb semesta alam. Inilah ikhlas.Memang bukan hal yang mudah untuk diamalkan, tapi keikhlasan adalah landasan dari amal yang kita kerjakan. Bukankah kita tak ingin sekedar menabung kesia-siaan ?
3. Tekad yang kuat tanpa rasa takut
(Yaitu) orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah, mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang (pun) selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai Pembuat Perhitungan." (Al Ahzab : 39). Saatnya untuk membangkitkan hamasah (semangat) dan azam dalam hati kita. Untuk tetap istiqomah dan memperbaiki diri agar menjadi insan-insan yang unggul dan bermanfaat bagi sesamanya.Tanpa tekad yang kuat jangan berharap kita akan dapat berubah dan meraih kemenangan.
4. Usaha yang berkesinambungan
Salah satu yang harus dipenuhi dalam mewujudkan misi kita ialah tidak mengenal rasa jenuh dan malas. " Dan katakanlah :"Bekerjalah kamu, maka Allah dan rasulNya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, …" (QS At Taubah : 105)
Kemalasan adalah faktor terbesar dari diri kita yang telah begitu lama membuat kita lalai dan terbuai. Padahal tiap detik yang kita lalui akan selalu tercatat dalam kitab amalan kita. Akan ada masa pertanggungjawaban, siapkah kita ,apa yang akan kita katakan saat Allah bertanya untuk apa masa mudamu digunakan ?
5. Pengorbanan
Pengorbanan adalah sesuatu yang wajar sebagai bukti kecintaan kita pada Allah. Harta, jiwa, raga dan segala macam pengorbanan menjadi konsekuensi yang logis bagi orang yang sedang gila cinta. Adik-adikku,karena itulah besar kecil pengorbanan seorang mukmin juga menjadi tolak ukur seberapa besar cinta dan keimanannya pada Allah dan Rasulnya.
Pada dasarnya kelima kriteria di atas merupakan ciri khas orang-orang yang menepati janjinya kepada Allah. Ingatlah, sesungguhnya landasan iman adalah jiwa yang suci. Landasan keikhlasan adalah hati yang jernih. Landasan tekad adalah semangat yang kuat membara. Landasan usaha ialah kemauan yang keras dan landasan pengorbanan adalah aqidah yang kokoh.
Menurut Syeikh Dr.Yusuf Al Qardawi, pemuda muslim harus selalu menjadi yang terbaik dalam segala hal. Tidak menerima apa adanya dan merasa puas dengan keadaan sekarang. Di dalam islam diajarkan untuk selalu meraih keberhasilan, baik untuk urusan dunia maupun urusan akhirat.
Pemuda muslim juga dituntut untuk selalu bekerja sama (berjama’ah), dalam kerja da’wah untuk menyebarkan syi’ar islam. tugas da’wah adalah kewajiban untuk semua muslim dan merupakan tugas besar yang tidak akan mampu dilakukakan dengan bersendirian. Maka sangat dibutuhkan penyatuan barisan dan gerakan secara bersama. Berjama’ah juga mampu menguatkan pemuda muslim pada ketaatan kepada Allah SWT dan dijauhkan daripada maksiat serta godaan syaitan.
Selain itu pemuda muslim sudah sepatutnya mencontoh pemuda muslim terdahulu, yaitu para pemuda cemerlang di zaman Rasulullah SAW maupun sesudahnya. Para pemuda terdahulu berlomba-lomba untuk berkorban serta menyumbangkan jasa untuk pengembangan da’wah islam. Pada usia sangat muda mereka sudah mampu memimpin pasukan dan mampu menaklukkan di berbagai wilayah di dunia. Misalnya, Musailamah bin Abdul Malik mampu menaklukkan China, Muhammad bin Qasim bin Muhammad menaklukkan India, Musa bin Nusair dan Thariq bin Ziad menaklukkan Andalusia.
Apabila semua pemuda muslim telah menyadari serta mau memulai langkah ke arah kebangkitan maka kegemilangan islam mendatang tinggal menunggu waktu.
Kekuatan Pemuda
Pemuda mempunyai potensi besar untuk perubahan. Maka sangat sesuai apabila tugas tugas besar diamanahkan ke tangan para pemuda. Sejarah telah membuktikan betapa para pemuda telah mampu mensukseskan berbagai agenda besar serta mampu mewarnai dunia. Kalau kita perhatikan dalam sirah nabi misalnya, Rasulullah SAW dalam memulai agenda da’wahnya dengan target para generasi muda atau pun pemimpin. Dengan cara itu beliau telah mampu membina asas perjuangannya dengan dukungan para pemuda. Sehingga hasilnya benar-benar luar biasa, da’wah islam mampu tetap kokoh dari pada tekanan dan penindasan. serta tetap teguh walaupun diperangi dari dalam oleh kaum kafir Quraiys dan kaum munafik Yahudi, dan serangan dari luar yaitu kerajaan Parsi dan Romawi.
Saatnya Untuk Bangkit
Saatnya generasi muda islam untuk segera bangkit, karena para pemuda muslim mempunyai tanggung jawab besar untuk memulai perjuangan. Sudah terlalu lama umat islam berada dalam kemunduran. Umat islam sudah tidak sepatutnya untuk tetap terlena, umat islam harus menyiapkan segalanya untuk bangkit. Diantaranya tentu saja harus berkaca dari pengalaman sejarah, seperti bagaimana generasi terdahulu mampu mencapai kemenangan dan kegemilangan. Semangat juang untuk mengangkat kalimatullah harus kembali dihidupkan pada diri setiap pemuda muslim.
Para pemuda muslim tidak perlu ragu terhadap keberhasilannya, karena Alllah telah menjanjikan kejayaan bagi umat islam, hanya saja waktunya yang belum diketahui. Namun pasti cepat atau lambat kejayaan islam akan tercapai. Pemuda muslim harus selalu ingat bahwa Allah akan selalu menolong mereka selama mereka mau menolong agama Allah. Sebagaimana yang dinyatakan di dalam al Qur’an: "Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS.Muhammad: 7)
Pemuda Islam adalah pemuda harapan
Yang dengan tangannya lahir sebuah kejayaan
Menapak kehidupan dengan cahaya iman
Bergerak ke depan raih kebangkitan islam
Kita adalah singa-singa Ar-rohman
Hancur binasa musuh berbisa
Kita pejuang pembela kebenaran
Lepas belenggu runtuhkan angkara murka
Semangatmu bagai api menyala
Tergugahlah jiwa tuk turut berjuang
Pandangan matamu tebarkan cahaya
Hapus angan-angan raih kemenangan..raih kemenangan
Bangkitlah hai pemuda Islam
Kau tunas harapan penuh penantian
Wujudkanlah cita dan impian
dengan kekuatan kita kan berjaya
Bergerak ke depan raih kemenangan..
raih kemenangan..raih kemenangan!
- Ar Ruhul Jadid-
Sepuluh Risalah Pemuda
1. Memahami Islam
· Mustahil pemuda dapat memuliakan Islam kalau mereka sendiri tidak memahami Islam (35:28, 58:11)
· “Siapa yang dikehendaki Allah akan mendapat kebaikan, maka dipandaikanlah dalam agama.” (H.R. Bukhari-Muslim)
· “Dunia ini terkutuk dan segala isinya terkutuk kecuali dzikrulloh dan yang serupa itu dan orang alim dan penuntut ilmu.” (H.R. At Tirmizi)
2. Mengimani segenap ajaran Islam
Iman kepada Allah dan Rasul-Nya pada hakikatnya merupakan sebuah sikap mental patuh dan tunduk (23:51). Tunduk patuh berlandaskan cinta kepada-Nya (2:165) dan ittiba’ (mengikuti) rasul-Nya (3:31, 53:3-4).
3. Mengamalkan dan mendakwahkan Islam
· Ciri orang yang tidak mengalami kerugian (khusrin) dalam hidup adalah senantiasa mengamalkan dan mendakwahkan Islam (103:1-3, 41:33, 3:110, 9:71, 5:78-79).
· “Barang siapa menyeru kepada kebaikan maka ia akan memperoleh pahala sepadan dengan orang yang mengerjakannya.” (H.R. Muslim)
4. Berjihad dijalan Islam
Jihad adalah salah satu hal yang diwajibkan Allah kepada kaum muslimin. Said Hawa membagi jihad menjadi lima macam :
a. Jihad Lisaani, menyampaikan dakwah Islam kepada orang-orang kafir, munafik dan fasiq yang disertai dengan hujjah (argumentasi) yang dicontohkan oleh Nabi SAW. (5:62)
b. Jihad Maali atau jihad dengan harta (49:15, 9:111). Jihad dengan harta merupakan bagian vital bagi jihad yang lainnya, karena dakwah memerlukan sarana dan prasarana.
c. Jihad Bilyad wan nafs atau jihad dengan tangan/kekuatan dan jiwa (22:39, 2:190, 8:39, 9:36). Termasuk dalam jihad ini adalah menentang orang kafir, berusaha mengusir mereka dari bumi Islam, memerangi kaum murtad dalam negeri Islam, melawan pemberontakan atau pembangkangan atas negara Islam.
d. Jihad Siyaasi atau jihad politik.
e. Jihad Tarbawi/ta’limi, yakni bersungguh-sungguh mengajarkan, menyampaikan ilmu dan mendidik orang-orang yang ingin memahami Islam (3:79)
5. Sabar dan istiqomah di atas jalan Islam (21:83-85, 38:41-44, 37:100-107, 21:68-69, 71:5-9)
Keimanan harus dilanjutkan dengan kesabaran dan istiqamah. “Keyakinan dalam iman haruslah secara bulat dan kesabaran itu setengah dari iman.” (H.R. Abu Nu’aim)
6. Mempersaudarakan manusia dalam ikatan Islam
Pemuda seharusnya berperan dalam menjalin ukhuwah islamiyah sesama muslim (8:63, 59:9). “Setiap mukmin yang satu bagi mukmin lainnya bagaikan suatu bangunan, antara satu dengan yang lainnya saling mengokohkan,” (Al hadist)
7. Menggerakkan dan mengarahkan potensi umat Islam
Potensi umat Islam perlu diarahkan ke dalam amal jama’i secara efektif dan efisien (3:146)
8. Optimis terhadap masa depan Islam
Pemuda Islam tak boleh memiliki jiwa pesimis. Sebaliknya, harus optimis akan hasil perjuangan dan pertolongan serta balasan dari Allah SWT. Hanya orang kafirlah yang memiliki sifat pesimis (12:87, 15:56).
9. Introspeksi diri (muhasabah) terhadap segala aktivitas yang telah dilakukan.
· Introspeksi dan evaluasi dimaksudkan agar pemuda tidak mengulang kesalahan yang sama di hari mendatang, tidak terjebak dengan permasalahan yang sama dan mampu memperbaiki diri ke arah yang lebih baik (13:11).
· “Seorang yang sempurna akalnya ialah yang mengoreksi dirinya dan bersiap dengan amal sebagai bekal untuk mati.” (H.R. At Tirmizi)
10. Ikhlas dalam segenap pengabdian di jalan Islam
· Memurnikan niat karena Allah dalam ibadah, dan jihad merupakan masalah fundamental agar amal itu diterima sekaligus sukses.
· “Sesungguhnya Allah menolong umat ini hanya karena orang-orang yang lemah di antara mereka yaitu dengan dakwah, shalat dan ikhlas mereka,” (H.R. An Nasai dari Sa’ad bin Abi Waqash)
Permasalahan Yang Terjadi Pada Pemuda Saat Ini Diantaranya adalah:
1. Lemahnya Aqidah
Aqidah dalam agama Islam adalah Pondasi awal berdirinya bangunan Islam, Ketika Aqidahnya lemah maka bangunan tersebut juga akan lemah. Pemahaman terhadap Aqidah ini akan menjadikan Pemuda Islam yakin terhadap kesempurnaan pedoman hidup yang bersumber dari Allah SWT tersebut, yang meliputi semua waktu, ruang dan sisi kehidupan manusia. Dari pemahan Aqidah ini pula setiappemuda akan paham tentang tujuan hidup didunia yang diamanahkan oleh Allah,Loyalitas (Wala’) yang harus diberikan, dan penempatan Ilah (pengibadahan) yang sebenarnya.
2. Tarbiyah (Pendidikan) Islam yang lemah
Dalam diri manusia terdapat kecenderungan kepada kebaikan dan kesesatan dan karena kegoismean manusia maka mereka kadang tidak menyadari dengan apa yang dilakukannya (selalu merasa benar), sehingga tanpa disadarinya dia sudah jauh dari kebenaran tersebut. Agar terhindar dari itu semua maka diperlukan tarbiyah (pendidikan) yang berfungsi mengarahkan, membangun, menjaga dan memelihara jiwa untuk senantiasa berjalan pada jalur yang benar /tidak menyimpang dari kebaikan tersebut (agama Islam) dan senantiasa berhubungan terhadap Islam.
3. Tsaqofah (Wawasan) ke Islaman sangat lemah
Sebenarnya wawasan Islamiyah inilah yang akan menggerakkan diri setiap Muslim untuk tidak memikirkan diri sendiri dan bisa bersikap kritis. Orientasi pemikiran yang hanya untuk diri sendiri akan berakibat seseorang dalam kelemahan, tidak bergerak, tidak produktif, tidak inovatif dan mengalami kebuntuan ide dan kerja. Wawasan yang harus ditumbuhkan dalam diri tiap muslim adalah adalah wawasan yang luas yang meliputi wawaasan pemikiran, operasional, maupun wawasan perasaan, yang akan menggerakkan hatinya terhadap nasib saudara-saudaranya ditempat lain. Wawasan yang sempit hanya akan membuat orang akan lebih cepat frustasi dan putus asa.
4. Da’wah Islam yang lemah
Sebagai konsekunsi yang logis ketika keran demokrasi dibuka adalah masuknya semua ideology kedalam masyarakat. Dan dari idiologi yang berkembang maka dapat dipisahkan kedalam dua kutub yaitu kutub kebaikan dan kutub kesesatan, diantara kutub tersebut saling tarik menarik untuk menggaet dan mempengaruhi umat.Siapa yang paling agresif dialah yang akan bisa cepat diterima oleh masyarakat. Keduanya saling tarik menarik.
5. Organisasi Keislaman yang lemah
Umat Islam diwajibkan untuk selalu hidup kolektif maksudnya selalu berhubungan dengan Umat Islam yang lain karena dengan hidup secara kolektif setiap individu akan dapat bekerja sama dan sama bekerja sehingga membawa pengaruh psychologis yang dalam karena masing-masing merasakan bahwa ia mempunyai teman yang mau menasehati dirinya dan mengingatkannya. Menumbuhkan rasa simpati dan cinta, tidak menyia-nyiakan teman, bahkan menambah semangat karena ia tidak sendirian didalam hal kebenaran.
6. Akhlaq
Melihat perkembangan Ummat Islam terutama di Indonesia tergambar dengan jelas betapa merosotnya akhlaknya sebagian ummat Islam. Dekadensi moral terjadi terutama dikalangan remaja. Sementara pembendungannya masih berlarut-larut dan dengan konsep yang tidak jelas. Rusaknya moral ummat tidak terlepas dari upaya jahat dari pihak luar ummat yang dengan sengaja menebarkan berbagai penyakit moral dan konsepsi agar ummat loyo dan berikutnya tumbang. Sehingga yang tadinya mayoritas menjadi minoritas dalam kualitas. Keadaan semakin buruk ketika pihak aparat terlibat dan melemahnya peran ulama` dan tokoh masyarakat. Padahal nilai suatu bangsa sangat tergantung dari kualitas akhlak- nya seperti dikemukakan penyair Mesir Syauki Bik, "Suatu bangsa sangat ditentukan kualita akhlak-nya, jika akhlak sudah rusak hancurlah bangsa tersebut."
Nasihat Bagi Pemuda Muslim dan Penuntut Ilmu
Pertama-tama aku menasihatimu dan diriku agar bertakwa kpd Allah Jalla Jalaluhu, kemudian apa saja yg menjadi bagian/cabang dari ketakwaan kpd Allah Tabaarakan wa Ta’ala (Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani) seperti :
1. Hendaklah kamu menuntut ilmu semata-mata ha krn ikhlas kpd Allah Jalla Jalaluhu, dgn tdk menginginkan dibalik itu balasan dan ucapan terima kasih. Tidak pula menginginkan agar menjadi pemimpin di majelis-majelis ilmu. Tujuan menuntut ilmu hanyalah untuk mencapai derajat yg Allah Jalla Jalaluhu telah khususkan bagi para ulama. Dalam firmanNya.
“Arti : … Allah akan meninggikan orang-orang yg beriman di antara kamu dan orang-orang yg diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat …?” [Al-Mujaadilah : 11]
2. Menjauhi perkara-perkara yg dpt menggelincirkanmu, yg sebagian ” Thalibul Ilmi” (para penuntut ilmu) telah terperosok dan terjatuh padanya. Diantara perkara-perkara itu :
· Mereka amat cepat terkuasai oleh sifat ujub (kagum pada diri sendiri) dan terpedaya, sehingga ingin menaiki kepala mereka sendiri.
· Mengeluarkan fatwa untuk diri dan untuk orang lain sesuai dgn apa yg tampak menurut pandangannya, tanpa meminta bantuan (dari pendpt-pendpt) para ulama Salaf pendahulu ummat ini, yg telah meninggalkan “harta warisan” berupa ilmu yg menerangi dan menyinari dunia keilmuan Islam. (Dengan warisan) itu jika dijadikan sebagai alat bantu dalam upaya penyelesaian berbagai musibah/bencana yg bertumpuk sepanjang perjalanan zaman. Sebagai mana kita telah ikut menjalani/merasakannya, dimana sepanjang zaman itu dalam kondisi yg sangat gelap gulita.
Kita semua sesama umat muslim adalah saudara, maka janganlah kita sampai terpecah belah karena perbedaan pendapat, karena perbedaan pendapat itu sebenarnya adalah sebuah rahmat, namun jangan dijadikan untuk sebuah perdebatan. Jangan sampai terjadi perdebatan diantara kita umat Islam. Karena dengan perdebatan itu akan menimbulkan perpecahan sesama kita. Semoga bermanfaat bagi kita semua …
Wallahu’alam …
Kasmita Fikar
Source: berbagai sumber bacaan, dll
Woo...ayo semangat menjadi seorang pemuda muslim..Bangkitkan islam dan bangsa ini..^^
ReplyDelete