Monday 21 June 2010

Bercermin Pada Akhlak Rasulullah


BECOME A COOL GUYS....

Masa remaja adalah masa yang cukup penting untuk pembentukan karakter permanen. Masa ini merupakan masa peralihan antara usia anak-anak menuju usia dewasa, masa inilah yang paling berperan bagaimana kita mejadi manusia dewasa, dengan pandangan hidup dan karakter sedemikian rupa, sehingga nilai itu akan menjadi ke-khas-an atau menjadi indetitas yang akan dimiliki.

Dalam ilmu psikologi masa remaja disebut masa "topan dan badai", maksudnya adalah, disini para remaja akan merasakan suasana hidup yang cukup membingungkan, seperti menghadapi topan dan badai. Di masa penyesuaian ini dibutuhkan panutan atau idola yang akan menjadi dasar ataupun contoh bagi pembentukan karakter yang nantinya menjadi indetitas mereka.

Masa remaja terutama remaja awal memiliki pola pikir yang sederhana, cenderung memilih hal yang menurutnya mudah dilakukan. Hal yang sering dilakukan, bila mereka tidak punya dasar yang cukup kuat (diantaranya pendidikan orang tua) mereka cenderung tidak memperdulikan apakah sikap yang dilakukan baik atau buruk, yang terpenting bagi mereka adalah mereka bisa masuk dan merasakan apa yang ingin mereka capai (bagaimana rasanya bila mereka ada dalam dunia yang selama ini membuat mereka penasaran.

Dengan segala perasaan yang mereka rasakan dan cara pandang baru yang mereka miliki, para remaja akan merasa berbeda (atau bahkan hebat). Disaat seperti ini remaja biasanya lebih merasa nyaman bila berinteraksi dengan orang yang seumur, dengan asumsi merasa senasib, merasa lebih mengerti ataupun lebih dapat diharapkan untk membantu apa yang diinginkan. Inilah latar belakang mengapa anak remaja senang berkelompok atau membuat suatu "genk". Dalam "genk" itu biasanya mereka membuat suatu kesepakatan sebagai tanda kesolidan antar mereka, jika diantara mereka ada yang tidak mematuhi peraturan yang dibuat, biasanya akan ditinggalkan. Hal inilah yang juga menyebabkan seorang remaja melakukan suatu kesalahan yang disebabkan pengaruh teman-temannya, mereka lebih memilih ikut ajakan teman ketimbang tidak memiliki teman. yang berbahaya adalah bila kesepakatan itu bernilai negatif.

Latar belakang keluarga atau peranan pendidikan yang diberikan orang tua mereka bisa menjadi bekal bagi mereka untuk tidak mengikuti arus atau menghindari mengikuti ajakan temannya yang seharusnya tidak boleh dilakukan, bagi remaja yang berlatar belakang pendidikan keluarganya baik, mereka akan memiliki suatu pegangan ataupun bisa dikenal sebagai "berprinsip". Disinilah peran orang dewasa khususnya orang tua cukup berpengaruh dalam membantu mengarahkan ke tempat yang semestinya (mendidik).

Peran orang dewasa dalam membentuk karakter anak diantaranya mengenalkan seperti apa contoh panutan yang baik. Seperti yang kita semua ketahui manusia yang paling sempurna karakter dan kepribadiannya adalah Rosulullah SAW, beliaulah yang diutus Allah untuk menyempurnakan akhlak bagi sekalian manusia. Dari mulai hal yang terkecil hingga hal-hal besar sekalipun, kita dapat melihat contoh akhlak baik yang ada dalam diri beliau. Disini artinya kita akan mengenalkan dan mengarahkan adik (sebagai remaja) untuk menjadikan sosok Rosul adalah yang perlu diteladani dan dijadikan panutan.


Hi... this is me!

Bagaimana membantu remaja untuk membentuk karakternya?
Diantaranya adalah:
- Mengenalkan tokoh yang tepat untuk menjadi panutan mereka (Rosul, para sahabat Rosul, dsb).
- Mengenalkan akhlak yang baik beserta efek terbaik yang akan mereka terima bila melakukannya (agar mereka mau melakukannya) juga yang akhlak yang buruk beserta efek terburuk yang akan mereka terima jika mereka berada didalamnya (agar mereka mau menghindar).
- Menjadi teman yang asyik yang mau mengerti keadaan mereka, sehingga mereka tidak canggung berinteraksi dengan kita dan mau menceritakan masalah yang sedang dialami. Ini membuat kita tahu keadaan mereka dan akan lebih bias mengontrol mereka dengan tepat.
- Membiasakan atau membawa mereka ke lingkungan yang kondusif yang sarat akan nilai agama.

Saat harus pacaran

Kenapa kata ini popular dikalangan mereka? Diantaranya rasa ingin coba-coba, kebutuhan akan "teman" yang senasib atau mau mengerti mereka, ingin selalu diistimewakan dan diperhatikan. ingin lebih diposisikan sebagai orang yang berbeda, orang hebat, orang yang keren, dsb.

Suatu saat saya sempat bingung ketika menghadapi pertanyaan seorang adik yang baru saja jadian dengan teman yang disukainya, akhirnya dengan keterbatasan ilmu yang dimiliki saya menjawab:
"cinta itu fitrah, bahkan dianjurkan oleh Allah SWT, karena begitu agungnya karunia Allah SWT yang satu ini, maka Allah batasi dengan kasih sayangnya (ayat-ayatnya) selanjutnya terserah adik, memangnya adik ingin fitrah itu tetap terjaga keagungannya atau memilih tidak?" saat itu merasa jawaban saya masih yang kaku bagi seorang adik (karena benar-benar belum berpengalaman dan ilmu sayapun mencukupi). Saya berfikir ketika mereka menanyakan itu bisa jadi sebenarnya belum tentu mereka bermaksud mencari makna atau pengertian hukumnya, tetapi justru mencari jawaban yang mendukung tindakan mereka (agar dibolehkan berpacaran). Saya ingin menghindari kesan bahwa hukum Islam iti otoriter, dan berfikir bagaimana memberikan suatu pengertian yang membuat mereka nyaman sehingga mereka mereka merasakan indahnya hukum islam. "tapi ka, saya suka banget ma dia, boleh kali diterima aja, toh kita ga ngapa-ngapain." Nah, ini pertanyaan klasik yang sering kita hadapi, (bukan berarti pengalaman lho...) saya berfikir semua orang akan merasa terguncang bila merasakan falling in love. Begitu juga walaupun dirinya seorang da'i, tapi tentu tidak masalah bila jatuhnya pada Allah SWT (itu bedanya, hehe...), karena itu seharusnya yang terjadi. Ketika saya coba bertawakal dengan jawaban saya tersebut, tiba-tiba terlintas pikiran betapa sayangnya mereka jika mereka mengambil jalan menghalalkan, dan naudzubillah bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Padahal timbulnya pertanyaan mereka bisa dikatakan sebagai bibit iman dalam hati mereka. Akhirnya saya bingung bagaimana agar bisa menjawab agar jawabannya tegas, tepat, adil, dan bijaksana, dan membuat mereka merasa nyaman juga termotivasi untuk mendalami Islam.

Masalah ini cukup sensitif, saya sempat berfikir takut sembarangan atau salah dalam membahasnya, sehingga kesan yang ditangkap adik tidak sesuai harapan. Bersyukur kemudian seorang sahabat mengemukakan pendapatnya tentang masalah ini. Prinsipnya adalah buat obrolan jadi sederhana, selanjutnya ajak adik bermain di wilayah logika sederhana. Misalnya tanyakan jika dia jadian kira-kira manfaat dan ruginya apa yang bakal didapat. Jika dia bilang ga bakal ngapa-ngapain, tanyakan kira-kira apa yang akan lakukan supaya pacaran jadi bermakna (?). Atau pertanyaan yang senada, intinya jadikan adik sebagai subyek untuk menggali pola pikir dan kesadarannya tentang pacaran. Dari sana bisa kita arahkan diskusi setelah dia mengutarakan opininya. Sehingga diharapkan ia dapat menyimpulkan sendiri bahwa pacaran tidak ada gunanya dan cenderung merusak. Setelah itu, baru masuk dari sisi agama, bahwa Allah SWT tidak mau hamba-Nya bergelimang dalam kesia-siaan. Karena itulah Islam memberi solusi yang mulia, yaitu nikah.

Jaga jilbabmu, dan Allah 'kan menjagamu.

Jilbab adalah indetitas muslimah shalihah, tetapi lebih dari itu Allah akan menjaga keamanannya.
"teh, gimana sebenarnya hukum berjilbab itu?". Awal mendengar pertanyaan itu, serasa hati ditetesi embun yang sejuk. Wah, subhanallah... jika adik kita bertanya seperti itu artinya sebuah cahaya mulai menyala dalam dirinya. Agar tidak padam mungkin kita bisa masuk ke penerapan Al-Quran (surat An-Nur 30-31, Al-Ahzab: 33 dan 59) tanpa kaku tentunya. Tapi bagaimana cara memberi tahu adik yang belum berfikir kearah sana? Sedih juga ya... tapi jangan putus asa, tentu jalannya adalah kita terus tambah ilmu kita sambil terus berusaha memasuki dunianya. Bisa diawali dengan mencoba menarik perhatiannya mulai dari yang sederhana (mengikuti pola pikirnya). Misalnya mengatakan betapa santun dan manisnya bila dia memakai jilbab. Atau mengaitkan fenomena (misalnya tentang pelecehan wanita) diantaranya disebabkan karena auratnya yang terbuka, dll. Selain itu juga kita bisa menjelaskan dampak baik dan buruknya dari berjilbab, bagaimana Allah melimpahkan rahmat dan hikmahnya bagi wanita yang berjilbab. Selanjutnya bisa masukkan hukum Islam (seperti tahapan penerapan hukum dari pacaran). Jangan lupa untuk bercerita misalnya tentang kegigihan orang yang mempertahankan jilbabnya didalam dan luar negri karena taatnya atas perintah Allah SWT.

Dan kaupun makin mempesona (dimata Allah SWT)

"hai anak adam (manusia) sesungguhnya kami telah menurunkan pakaian untuk menutupi auratmu dari pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian inilah sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah. Agar mereka selalu ingat." (QS. Al-A'raf:26)
"ada dua golongan dari ahli neraka yang belum aku lihat sebelumnya. Pertama (orang) yang di tangan mereka ada cambuk seperti ekor sapi yang digunakan untuk memukul. Kedua, wanita yang berpakaian tetapi seperti telanjang (berpakaian tembus pandang) yang menggoncangkan hati yang melihatnya. Kepala (rambut) mereka seperti punuk unta. Mereka tidak akan masuk surga, bahkan tidak akan memperoleh baunya karena jarak mereka dengan surga terlalu jauh." (HR. muslim dari Abu Hurairoh)

No comments:

Post a Comment