Saturday 12 June 2010

Tingginya Biaya-Biaya Orang Beriman


Allah membeli mereka oang-orang yang beriman dengan harga yang lebih tinggi. Karena, harga untuk menjadi orang yang beriman itu pun, mahal dan memerlukan perjuangan yang berat sekali. Untuk mendapatkan emas yang murni saja, maka emas itu harus dibakar dengan panas yang tinggi. Untuk mendapatkan baja maka harus dilebur dulu dalam bara api yang sangat panas. Begitupun dengan keimanan. Allah berfirman bahwa,

“Apakah manusia menyangka akan dibiarkan berkata kami beriman, padahal mereka belum diuji. Sungguh Kami telah menguji orang-orang sebelummu.(QS. Al-Ankabut: 2)

Dan ini menandakan bahwa nilai sebuah keimanan itu mahal sekali harganya. Sehingga Allah tidak membiarkan orang mengaku beriman begitu saja. Keimanan bukan hanya pengakuan lisan yang biasa berbohong, oleh karena itu, perlu diuji dengan ujian-ujian yang bisa jadi memerlukan pengorbanan kita, baik harta maupun jiwa itu sendiri.

Dialah Abu Bakar Ash-Shiddiq ra., yang berani berkorban dengan harta dan jiwanya. Maka ketika Rasulullah memerlukan dana untuk perjuangan membela Agama Allah, dengan spontan Abu Bakar menginfaqkan semua hartanya untuk dipakai dalam perjuangan di jalan Allah, dan dia juga dikenal sebagai orang yang paling teguh dalam Islam, orang yang mula-mula memenuhi seruan Nabi SAW dari kalangan orang-orang dewasa. Beliau adalah khalifah dalam Islam pengganti Rasulullah SAW sesudah beliau tiada, dan dialah orang yang diseru pada hari Kiamat dari semua pintu surga yang berjumlah delapan buah sebagaimana yang telah kita ketahui semuanya. Sehingga Rasulullah SAW bersabda, “Kalau keimanan Abu Bakar ditimbang dengan keimanan seluruh manusia selain para nabi, maka imannya akan lebih berat�E

Begitu juga dengan Umar bin Khaththab, yang selalu ingin mencari kesempatan untuk melebihi Abu Bakar ra., dalam berinfaq, Ali bin Abi Thalib dan para sahabat Rasulullah SAW yang lainnya, yang mana mereka semua adalah orang-orang yang berani membeli keimanannya dengan harga yang tinggi sekali.

Atau coba kita lihat, bagaimana orang yang baru masuk Islam (mualaf), ketika keimanan telah ditanamkan diqolbunya dan mereka pun masuk Islam. Mereka pun berani mengatakan kepada keluarga, kerabat, sahabat bahwa dirinya telah beragama Islam? Dan apa yang terjadi. Mereka diusir dari keluarga, disiksa, diintimidasi, lepas dari kemewahan hidup, dan sampai mau dibunuh. Mereka tetap tegar dengan keimanannya sehingga kita pun yang Islam sejak lahir bisa jadi kalah dengan mereka.

Itulah harga sebuah keimanan. Sehingga orang yang mau membelinya pun harus benar-benar siap luar dalam. Dan ini semua bisa kita dapatkan kalau diri kita mengenal dulu produk yang akan di belinya, sehingga kita akan berani dan ikhlas untuk membelinya, dengan harga yang paling tinggi sekalipun. Maka untuk mengenal produk yang akan kita beli itu memerlukan ilmu. Sebab hanya dengan ilmu-lah kita tahu kualitas produk yang akan kita beli itu. Seperti halnya Abu Bakar, Umar, Ali, dan para sahabat yang lainnya, mereka rela berkorban seperti itu karena mereka sudah paham dan tahu ilmunya.

“Dan tiada yang memahaminya kecuali orang yang berilmu (QS. Al-Ankabuut (29): 43)

Coba Anda jawab dan pikirkan pertanyaann dari Allah ini: Katakanlah: ‘Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?;. (QS. Az-Zumar (39): 9)

Dan coba renungkan oleh Anda dialog ini. Fat-h Al-Maushuli bertanya kepada orang-orang, Bukankah jika orang sakit tidak diberi makan, minum, dan obat, ia akan mati?Orang-orang menjawab, Benar.Selanjutnya ia berkata, Demikian pula dengan hati, ia akan mati jika tidak diberi hikmah dan ilmu selama tiga hari.Dan Allah juga akan meninggikan kedudukan orang-orang yang berilmu beberapa derajat sebagaimana firman-Nya, “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi Ilmu pengetahuan beberapa derajat.(QS. Al-Mujadilah (58): 11)

Ibnu Abbas ra. mengatakan, “Para ulama memiliki derajat di atas orang-orang Mukmin sebanyak tujuh ratus derajat, jarak di antara dua derajat tersebut sama dengan perjalanan lima ratus tahun.�E
Begitu tinggi penghargaan Allah bagi orang-orang yang berilmu, malahan Rasulullah SAW sendiri mengatakan bahwa orang-orang yang keluar dari rumahnya untuk menuntut ilmu hingga kembali lagi kerumah, dikatagorikan sebagai orang yang sedang berjihad di jalan Allah SWT.

Oleh karena itu, perkuat keimanan kita dengan ilmu. Dan jangan lupa, ketika kita telah memperoleh semuanya, maka kewajiban kita untuk mengamalkannya, karena ini merupakan sebuah pemeliharaan untuk langgengnya ilmu itu ada didiri kita, malahan akan bertambah dan lebih bercahaya lagi sehingga sangat berpengaruh pada tingkat kualitas jiwa (keimanan) kita. Sehingga kita pun siap membayar keimanan kita dengan harga yang lebih tinggi lagi.

Jangan pernah berpikir orang beriman itu murah, yang memurahkan dan menukar ayatnya dengan harga murah mendapat azab Allah.

Wallahu A’lam

sumber: die@jkmhal.com

1 comment: