Monday, 27 September 2010

Wanita Shalihah, Perhiasan Dunia Terbaik


Bismillah ...

"Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita sholehah." (HR. Muslim).

Harus diakui, mencari wanita baik-baik saat ini sangatlah sulit karena begitu hebatnya pengaruh media Barat yang merusak. Karena sulitnya itu, maka wanita shalihah adalah perhiasan dunia yang paling berharga. Wanita shalihah akan jadi dambaan setiap lelaki jika dia seorang gadis. Akan menjadi panutan bagi anak-anaknya jika dia seorang ibu. dan menjadi permata hati bagi suami tercinta jika dia menjadi seorang istri.

"Wahai Umar! Maukah engkau menerima sekiranya aku memberi kabar kepadamu mengenai simpanan yang terbaik? Dialah wanita shalihah, yang jika dilihat oleh suaminya menggairahkan" (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah)

"Istri-istri shalihah ialah istri-istri yang taat lagi setia dan memelihara kehormatan sewaktu ditinggalkan suaminya. " (QS. An-Nisa: 34)

Wanita shalihah adalah wanita yang tidak keluar dari fitrah. Wanita yang menjadikan auratnya hanya untuk seorang laki-laki (suaminya). Wanita yang tidak memperdagangkan auratnya kepada semua laki-laki. Wanita yang tidak mau dirinya dieksploitasi untuk kepentingan bisnis, baik atas nama iklan, cover girl, sinetron, film, video klip, peragaan busana, maupun kontes ratu kecantikan. Alhasil, wnita madu dunia adalah wanita yang menjaga kehormatan auratnya, ia merasa rugi jika auratnya ada yang melihat selain suaminya.

"Seorang suami pemimpin di keluarganyadan ia akan ditanya tentang kepemimpinannya, seorang istri sebagai pemimpin dirumah suaminya dan akan ditanya tentang kepemimpinannya." (HR. Bukhari)

Wanita shalihah senantiasa taat dan patuh pada suaminya dan tekun mendidik putra putrinya. Wanita yang mampu menjadikan rumahnya sebagai surga bagi anggota keluarganya (suami dan anak-anaknya). Rumah baginya tak ubahnya lahan jihad yang menghantarkannya sebagai syuhada. Sebagaimana disinyalir oleh Rasulullah bahwa wanita yang mengurus rumahnya dengan benar sehingga suami dan anak-anaknya terpelihara, sama nilainya dengan orang yang pergi jihad ke medan perang.

"Barangsiapa yang melakukan amal shalih baik dari golongan laki-laki atau perempuan, sedang ia orang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya sedikit pun. " (QS. An-Nisa: 124)

Wanita shalihah tak ubahnya seperti lebah yang selalu memandang (menggunakan mata), mencium/berkata (menggunkan mulut), dan mendengar (menggunakan telinga) untuk yang baik-baik. Ia tidak suka hinggap di tempat sampah atau tempat kotor lainnya. Ia juga selalu memilih makanan yang hala dan baik. Artinya, wanita madu dunia tidak akan diam di tempat penuh maksiat. Ia tidak suka gosip murahan yang dipropagandakan oleh berbagai media baik lewat sinetron, telenovela, infotainmen, iklan atau film. Ia juga tidak suka ngerumpi atau ngobrol yang tidak bermanfaat atau ikut campur dalam urusan yang keluar dari fitrahnya sebagai wanita.

Ketika hinggap disuatu dahan, lebah selalu membawa manfaat dan tidak menyebabkan dahan itu patah atu rusak. Seperti itulah wanita madu dunia, ketika berada disuatu komunitas/pemukiman, akan senantiasa berbuat baik, tidak menyebabkan tetangganya merasa terganggu atau sakit hati. Bahkan justru sebaliknya, ia senantiasa dirindukan keberadaannyakarena selalu mendatangkan manfaat.

Sunday, 26 September 2010

Menangis Karena Shalat


Bismillah ...
setelah lama tak bersua, akhirnya ada kesempatan juga buat sharing lagi ...
sebuah cerita yang menurut saya sangat menarik, karena jujur saja saya mungkin jauh lebih rendah dari Isam, semoga sahabat semua lebih baik dari saya, Amin

Ada seorang ahli ibadah Isam bin Yusuf. Isam memiliki akidah yang mantap. Akhlak karimah merupakan aksesorinya. Dalam kesehariannya, dia bersikap zuhud, wara', dan senantiasa berusaha untuk menunaikan shalat sekhusyu mungkin.

Walaupun begitu, hati Isam tidak pernah terlepas dari perasaan khawatir. Dia khawatir akhlak dan ibadahnya itu tidak bernilai apa-apa di hadapan Allah. Oleh karena itu, Isam ingin mengetahui kekurangan yang ada pada dirinya. Tujuannya sudah tentuingin memperbaiki kualitas akhlak dan ibadahnya. Untuk itu Isam selalu bertanya kepada orang yang dalam pandangannya lebih unggul, baik dalam hal akidah, akhlak, maupun ibadah.

Suatu hari, Isam menghadiri suatu majelis taklim yang diisi oleh Hatim al-Asam. Kesempatan ini senantiasa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Kali ini, Isam bertanya tentang kekhusyuan shalat.
>Isam: "Kalau boleh tahu, bagaimana Anda mendirikan shalat?"
^Syaikh Hatim: "ketika waktu waktu shalat tiba, saya berwudhu, baik lahir maupun batin."

>Isam: "Apa maksud Syaikh, berwushu batin?"
^Syaikh Hatim: "Berwudhu lahir itu sudah biasa. Setiap Muslim tahu cara membasuh anggota badan saat wudhu. Wudhu batin artinya membasuh diri dengan tujuan tujuh perkara, yaitu :
1) Bertobat
2) Menyesali Dosa
3) Tidak Tergila-gila dengan Dunia
4) Menepis Keinginan untuk Mendapatkan Pujian Manusia
5) Menjauhi Hidup Bermegah-megahan
6) Meninggalkan Sifat Khianat
7) Menanggalkan Sifat Dengki

>Isam: "Setelah itu, apa yang Syaikh lakukan?"
^Syaikh Hatim: "Saya berangkat ke Masjid, kemudian menghadap kiblat. Saya berdiri dengan penuh kewaspadaan. Saya membayangkan Allah ada di hadapan saya, surga di sebelah kanan, neraka di sebelah kiri, dan malaikat maut di belakang. Saya juga membayangkan seolah-olah berdiri di atas Shirat. Hal yang penting, saya selalu menganggap setiap kali shalat sebgai shalat terakhir. Kemudian, saya membaca takbiratul ihram dengan sebaik-baiknya. Setiap bacaan shalat, saya pahami dengan baik. Saat ruku' dan sujud, saya bersikap tawadhu (Merendahkan diri (tawadhu’) adalah sifat yang sangat terpuji di hadapan Allah dan juga di hadapan seluruh makhluk-Nya). Memasuki tasyahud, hati saya penuh dengn pengharapan. Terakhir, saya mengucapkan salam dengan tulus. Selama 30 tahun, saya mendirikan shalat seperti itu."

Setelah mendengar pemaparan tersebut, Isam menangis sejadi-jadinya. ternyata shalat yang dilakukan selama ini belum ada apa-apanya dibanding dengan Syaikh Hatim. Besok dan seterusnya, saya harus shalat lebih baik lagi! gumamnya dalm hati.

Semoga menjadi inspirasi bagi saya ataupun sahabat, cz semuanya kebanyakan ditujukan untuk perbaikan saya sendiri. Saya share d blog siapa tahu ada yang memiliki permasalahan tentang lahiriyah seperti saya, moga sedikit bisa membantu ...
Keep Hamasah Sahabat

source: Like Father Like Son (Mohamad Zaki Al-Farisi)