Wednesday, 13 April 2011

Akhir Sebuah Perjalanan


Ada nyeri yang tertera di hati. Ada gamang yang mengguncang-guncang perasaan. Sekali lagi, sebuah peristiwa menghentak jiwa. Dan membuat saya bertanya-tanya: Kira-kira seperti apa akhir perjalanan hidup saya? Entahlah, saya tidak tahu dan yakin sepenuhnya bahwa saya tak akan pernah tahu. Mungkin dengan cara yang tak pernah saya bayangkan sebelumnya, atau mungkin dengan cara yang justru selalu saya bayangankan sebelumnya.

Sebagaimana tak pernah terlintas dalam benak saya, dia akan mengalami kejadian tersebut dan meninggal karenanya. Senin sore itu menjelang maghrib, salah satu saudari saya menghampiri, "pinjam motor!", ucapnya dengan tergesa-gesa. Innalillahi wa inna ilaihi roji’un, Abdul Aziz salah seorang adik saya meninggal karena kecelakaan, itulah isi sms setelah saya shalat maghrib. Besok kita melayat jam 7. Begitu bunyinya. Sungguh, rasanya tak percaya sewaktu saya membacanya. Tapi, sms itu memang benar adanya. Tanpa dapat dicegah, peristiwa kecelakaan itu membayang dan terlintas-lintas di benak saya. Membawa kengerian (membayangkan luka yang ia dapat), membawa rasa kasihan (membayangkan keluarganya) . Bagaimana rasanya jika saya yang mengalaminya?

Tapi kematian memang tidak memilih cara, usia dan status. Ia bisa menimpa siapa saja, usia berapa pun dan dengan cara yang bagaimanapun. Pula, usia, status dan cara itu bukanlah MASALAH. It’s not the matter, it’s not the point how does somebody die. Yang menjadi masalah adalah dalam kondisi bagaimana kita ketika meninggal. Dan meninggalnya Adik saya itu memberi pelajaran yang dalam.

Anak muda ini dikenal ramah, energik, baik pada semua orang tapi juga sekaligus seorang aktifis yang tegas. Saya tidak mengenal beliau secara dekat. Hubungan kami hanyalah hubungan antara saya sebagai salah satu Pembina di Keluarga Remaja Islam Salman (Karisma ITB) dan dia adalah seorang anggota Himpunan Rohis Kota Bandung (HIROKOBA) yang merupakan adik yang di bimbing salah satu divisi di unit kami, yang kebetulan sama-sama memiliki konsern tinggi terhadap dunia remaja islami. Himpunan ini memiliki kesibukan untuk membuat acara untuk remaja muslim kota Bandung, hal itu terlihat dari intensitas mereka mengadakan rapat dan persiapan lainnya.

Kematian telah menjadi garis pembatas, yang menghentikan semua yang dia lakukan. Tapi, sekali lagi, itu semua tak menjadi soal. Karena Allah telah menjanjikan pahala bagi sebuah usaha, sebuah proses, bukan hasil. Selama sebuah aktifitas merupakan amal shaleh yang dilandasi keikhlasan, maka pahala tetap ditangan meskipun kematian menghentikan upaya itu. Apalagi jika saat meninggal, yang bersangkutan berada dalam kondisi terbaik.

Dan demikianlah saya harapkan pada Abdul Aziz adik kami. Berbahagialah mereka, orang-orang yang menemui ajal dalam kondisi terbaik. Semoga dia termasuk dalam kategori mati syahid. Selamat jalan, Adik! Selamat jalan sahabat, selamat jalan mujahid!

Sering terlintas dalam pikiran saya, tentang sebuah do'a yg bahkan akan saya mintakan ketika diberikan kesempatan pergi ke rumah-Nya untuk berhaji.

"Ya Allah, yang paling saya inginkan bukanlah karir yang sukses, rizki yang baik, jodoh yang sholeha ataupun kesuksesan duniawi lainya. Biar, biarlah Engkau saja yang menentukan itu bagi saya, seperti apapun. Saya hanya minta mohonkan satu saja: Agar saya kuat, tegar dan benar menjalani semua takdirMu, hingga ketika saya tiba pada batas waktu usia saya, saya dapat mengakhirinya dengan baik, dengan manis, dengan indah." (Sungguh, saya takut ajal itu menjemput saat saya sedang berkeluh kesah, berputus asa terhadap rahmatMu. Sungguh, saya takut batas akhir kehidupan saya tiba saat saya sedang bermaksiat kepadaMu. Sungguh saya khawatir, ketika waktu telah ditutupkan atas saya, diri saya tengah bergumul dengan kesia-siaan. Sungguh, saya khawatir, saat saya meninggal, hati saya tengah diliputi kecewa, kemarahan atau kebencian).

Ya Allah, kabulkanlah , Amin
*********************************************************************************
semoga Allah menempatkanmu dalam golongan yang dicintai-Nya; Abdul Aziz Muslim

1 comment:

  1. Masih suka pengen nangis kalo inget kejadian itu....

    ReplyDelete